Senin, 2 Mei 2011
SEMARANG (Suara Karya): Semarang Night Carnival (SNC) 2011 layak dijual sebagai kegiatan kalender tahunan dalam memeriahkan puncak hari jadi Kota Semarang. Karnaval yang menyuguhkan beragam kreasi budaya (tari dan busana) khas Semarangan ini sangat menarik.
Hal ini ditegaskan Staf Ahli Bidang Multikultur Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Hari Kuntoro Drajat, usai menyaksikan SNC yang dihelat pada Sabtu (30/4) malam.
Menurut Hari Kuntoro, SNC berpeluang masuk dalam agenda nasional. Itu dapat dilihat dari kemeriahan pelaksanaan acara ini. Meski baru pertama kali diadakan, suasana SNC fantastis dan bisa merangkul ribuan orang. "Ini potensi budaya luar biasa yang bisa diperkenalkan di tingkat nasional bahkan internasional," katanya.
Koordinator Internasional Kota Icheon, Provinsi Kyunggi, Korea Selatan, Kang Shin Kwon, juga mengaku sangat apresiatif terhadap perhelatan perdana SNC ini. Dia menilai, karnaval budaya ini memperlihatkan multikultur dan budaya yang menjadi satu di Kota Semarang. "Tahun depan saya akan datang lagi untuk membawa rombongan lebih banyak dari Icheon. Ini menarik untuk kita perkenalkan di negeri kami," kata Kwon.
Meski diguyur hujan lebat, pelaksanaan SNC 2011 berlangsung meriah. Ribuan warga dengan antusias menyaksikan karnaval yang menyuguhkan aneka kostum baik tradisional maupun kontemporer yang dikenakan oleh sedikitnya 1.500 peserta. Sebelumnya karnaval dilepas Wali Kota Semarang Soemarmo dari halaman Balai Kota Semarang, Jalan Pemuda, Kota Semarang. Ribuan peserta berjalan melewati ruas Jalan Pandanaran, kawasan Simpanglima, dan berakhir di halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Wali Kota Semarang Soemarmo menegaskan, karnaval ini akan dijadikan sebagai kegiatan tahunan sambil melihat berbagai masukan dari warga Kota Semarang. Ia sangat mengapresiasi dan berterima kasih terhadap antusiasme warga Kota Semarang yang telah berpartisipasi secara swadaya hingga kegiatan ini sukses dilaksanakan.
"Awalnya, target kita hanya sekitar 500 peserta karena ini penyelenggaraan perdana. Namun, hingga gladi bersih pelaksanaan, jumlahnya membengkak menjadi 1.500-an peserta," kata Soemarmo.
Antusiasme masyarakat yang besar menyaksikan SNC menimbulkan dampak kemacetan lalu lintas. Kemacetan arus lalu lintas terjadi di sejumlah jalan protokol usai penyelenggaraan SNC.
Kemacetan antara lain terjadi di sekitar Jalan Pahlawan, Semarang, yang menjadi pusat SNC. Kemacetan juga terjadi di Jalan Menteri Supeno, Jalan Veteran, Jalan Erlangga, Jalan Pleburan, Jalan Mugas, Jalan Pandanaran, dan Jalan Sriwijaya.
Beberapa petugas Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Besar Semarang yang dibantu dengan petugas dari Dinas Perhubungan harus bekerja keras mengurai kemacetan. (Pudyo Saptono)
Meski diguyur hujan lebat, pelaksanaan SNC 2011 berlangsung meriah. Ribuan warga dengan antusias menyaksikan karnaval yang menyuguhkan aneka kostum baik tradisional maupun kontemporer yang dikenakan oleh sedikitnya 1.500 peserta. Sebelumnya karnaval dilepas Wali Kota Semarang Soemarmo dari halaman Balai Kota Semarang, Jalan Pemuda, Kota Semarang. Ribuan peserta berjalan melewati ruas Jalan Pandanaran, kawasan Simpanglima, dan berakhir di halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Wali Kota Semarang Soemarmo menegaskan, karnaval ini akan dijadikan sebagai kegiatan tahunan sambil melihat berbagai masukan dari warga Kota Semarang. Ia sangat mengapresiasi dan berterima kasih terhadap antusiasme warga Kota Semarang yang telah berpartisipasi secara swadaya hingga kegiatan ini sukses dilaksanakan.
"Awalnya, target kita hanya sekitar 500 peserta karena ini penyelenggaraan perdana. Namun, hingga gladi bersih pelaksanaan, jumlahnya membengkak menjadi 1.500-an peserta," kata Soemarmo.
Antusiasme masyarakat yang besar menyaksikan SNC menimbulkan dampak kemacetan lalu lintas. Kemacetan arus lalu lintas terjadi di sejumlah jalan protokol usai penyelenggaraan SNC.
Kemacetan antara lain terjadi di sekitar Jalan Pahlawan, Semarang, yang menjadi pusat SNC. Kemacetan juga terjadi di Jalan Menteri Supeno, Jalan Veteran, Jalan Erlangga, Jalan Pleburan, Jalan Mugas, Jalan Pandanaran, dan Jalan Sriwijaya.
Beberapa petugas Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Besar Semarang yang dibantu dengan petugas dari Dinas Perhubungan harus bekerja keras mengurai kemacetan. (Pudyo Saptono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar